Rabu, 09 Februari 2011
woro-woro
Bidang kerja baru seputar pengembangan perpustakaan, sedang kuliah ttg teologi dan filsafat jurusan humaniora. Menarik belajar humaniora di tengah manusia semakin ora humanis. Manusia semakin homo humani lupus. Memandang sesama seperti santapan musuh bagaikan srigala dengan manusia dulu-duluan membunuh. Edan tenan......... agama tidak lagi bisa membawa manusia semkin menghormati manusia sebagai sesama ciptaan Allah Sang Pencipta yang harus dikasihi. Mengapa menjadi pengikut Allah yang sama kok bisa saling menghina, melukai bahkan membunuh. Ini saat kegelapan agama-agama. Agama sudah salah arah bukan agemingadi. Agama tidak untuk dimengkuduskan diri, meluhurkan budi diri melainkan untuk unjukdiri, kesombongandiri. Untuk negara Pancasila tugas terberat adalah menindak tegas semua warga apapun agamanya yang melanggar hak azasi orang lain meliputi : hidup, aman, iman, dihargai.
Semoga agama segera kembali ke jatidiri : agama ageming adi.
Senin, 31 Mei 2010
Oleh-oleh Best Camp : Semangat berubah ( 1 )
Kamis, 06 Mei 2010
Hasil Unas SMPK Karitas III mengejutkan !!!
Selasa, 02 Maret 2010
Edan tenan dampak UN
Selama UN di jadikan penentu kelulusan atau tolok ukur " mutu " sekolah pasti akan merepotkan banyak pihak dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Mengapa para dosen berperan menjadi satpam di Polwil hanya untuk menjaga soal-soal. setelah itu dosen beralih fungsi sebagai pengawas. Sekolah pada tungganglanggang menambah jam pembelajaran. Guru ditekan agar mengajar sungguh demi lulus UN. Siswa kelelahan karena diforsir belajar dan ditakut-takuti dengan hasil UN bahkan ada yang sampai kesurupan. Orang tua ikut-ikutan menekan dan mengancam dengan berbagai cara. Orangtua harus menguras tabungan atau mencekik anggaran untuk biaya bimbingan belajar. Sekolah formal dinilai bukan lagi wadah pendidikan gara-gara siswanya tidak lulus UN.
Sementara satu pihak sengsara lain pihak pesta. Bagaimana tidak pesta... buanyak anggaran terpaksa harus disediakan. Mulai dari jajaran mentri- Gubernur - Bupati- Dosen - polisi-guru dst. Pokoknya semuanya itu dalam rangka persiapan UN pelaksanaan UN dan penutupan UN.
Saya tetap masih belum puas dengan UN kalau LJK tidak dikembalikan ke yang berhak yaitu siswa. Justru inilah sumber kekacauan UN. Kacau karena tidak melalui koridor pendidikan. Sudah seharusnya, logis, masuk akal jika mendidik siswa itu dengan cara memperkaya apa yang siswa pahami dan memperbaiki segala apa yang kurang dimengerti. Melalui UN proses itu tidak ada. Bahkan pada kelemahan inilah UN digugat. Nah..... kalau begini ini saya jadi binggung...... UN itu produk pendidikan atau proyek di dunia pendidikan ? yah.... disana gunung disini gunung yang penting saya bergaung...... siapa yang mau nyambung ...... monggo. Suwun
Senin, 15 Februari 2010
UN Seharusnya..... membanggakan.
Mengapa sampai ada gugatan Ujian Nasional ? Bahkan sampai ada Keputusan Pengadilan tentang UN ? Karena apa ada polemik UN ? Karena UN yang sebenarnya menjadi sarana pemerintah mengukur mutu pendidikan anak-anak bangsa telah dinodai oleh berbagai kepentingan non pendidikan. Apa hubungan UN dengan jabatan ini dan itu mulai dari tingkat sekolah-Kecamatan-Kota-Kabupaten- propinsi- Mentri dan Presiden ? Mengapa Bimbingan Belajar menjamur ? Apa penyebab biaya sekolah semakin melangit ?
Betapa membanggakan jika UN betul-betul murni untuk pemetaan mutu pendidikan di jagat Indonesia ini. Menurut pemikiran saya caranya gampang yakni UN dilaksanakan secara independen dan terbuka, jujur bukan atas perintah pemerintah secara nasional melainkan atas kesadaran Unit Sekolah untuk mengukurdiri. Kapan saja tergantung permintaan sekolah. OK kalau begitu UN bukan penentu nasib siswa melainkan sarana untuk mengembangkan mutu pendididkan. Sekolah bangga setelah di UN menempati peringkat B standart nasional karena rata-rata nilai UN 7. Rasa bangga itu akan mendongrak motivasi pengembangan PBM sekolah tersebut dan setelah satu tahun pembenahan mengundang lagi Tim UN untuk mengUN sekolahnya. Nah kalau hasilnya kurang tampak.... saatnya Tim UN mengevaluasi bersama dengan sekolah, memberi masukan, memfasilitasi dst........ begitulah pemikiran saya. Setuju ???? kurang jelas ??? yuk.... bantu menyempurkanan. terimakasih.